PALEMBANG-Sumatera Selatan bertabur event-event berkelas nasional dan internasional. Barangkali, ungkapan ini sangat tepat dialamatkan kepada provinsi yang dipimpin Alex Noerdin. Sebab, selain akan menjadi tuan rumah Sea Games ke-26 tahun 2011 bersama Provinsi DKI Jakarta, Sumsel juga menjadi tempat Pertemuan Penyair Nusantara V (PPN V). ’’Pemprov Sumsel bangga Sumsel dapat menjadi tuan rumah PPN V dan siap memfasilitasi kegiatan-kegiatan para penyair skala Sumsel, nasional, maupun internasional,’’ kata Gubernur Sumsel Alex Noerdin saat membuka PPN V yang diselenggarakan Dewan Kesenian Sumatera Selatan di Griya Agung, Sabtu malam (16/7).
Pada acara pembukaan, para penyair negaranegara se-ASEAN yang memiliki bagian melayu hadir, seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand. Hadir pula peninjau dari Srilanka, Korsel, dan Swedia. Penyair se-ASEAN yang hadir di antaranya Taufiq Ismail (Indonesia), Prof Dr M Haji Salleh (Malaysia), Dr Zefri Arif (Brunei Darussalam), Djamal Tukimin (Singapura), dan Dr Nik Abdul Rakib bin Nik Hassan (Thailand). Termasuk juga Presiden Penyair Indonesia Sutarji Calzoum Bachri, Kadis Pariwisata Sumsel, M Jhonson serta undangan penting lainnya. PPN V ini juga diramaikan dengan peluncuran buku antologi puisi berjudul Akulah Musi oleh Gubernur Sumsel, didampingi Ketua TP PKK Sumsel Hj Eliza Alex Noerdin, Ketua DKSS Sumsel, Zulkhair Ali, dan Ketua Panitia PPN V Hj Thia Yufada.
Usai peluncuran buku, ditampilkan dua musikalisasi puisi dari seniman Sumsel berjudul Nelayan karya JJ Polong dan Siberian Flight karya M Iqbal Permana dengan garapan musik iir Stoned. Disusul pembacaan puisi dari penyair lima negara. Sebagai penampilan pamungkas, Presiden Penyair Indonesia Sutarji Calzoum Bachri unjuk kebolehan. Dia membawakan beberapa puisi ciptaannya dengan gaya khas dan agresif. Dalam sambutannya, Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan, sebagai tuan rumah, dari dulu pihaknya menyambut baik para pekerja seni ini. Karena itulah Pemprov Sumsel siap memfasilitasi kegiatan penyair. ’’Salah satunya ya memberikan tempat kegiatan di Griya Agung ini,’’ kata Noerdin. Noerdin menjelaskan, para penyair yang hadir dalam PPN V merupakan penyair-penyair hebat.
Selama ini, mereka dikenal telah memberikan kontribusi besar terhadap dunia perpuisian di negara masing-masing.- ’’Semoga kegiatan PPN V ini dapat dimanfaatkan para seniman, khususnya penyair Sumsel, dengan sebaik-baiknya untuk menggali ilmu dan menambah pengalaman,’’ harap Noerdin. Noerdin mengungkapkan, Sumsel memang sangat tepat menjadi tuan rumah kegiatan se ASEAN seperti PPN V ini. Sebab, pada November nanti, Sumsel juga menjadi tuan rumah event olahraga se-Asia Tenggara yaitu SEA Games XXVI. ’’Saya juga sarankan nanti kepada panitia adakan city tour ke Kota Palembang dan ke Jakabaring Sport City. Dan, jika ada kesalahan, kekeliruan atau kekurangan, saya mohon maaf. Bawalah kenangan yang indah dari Sumsel. Kalau ada kenangan kurang indah, hanyutkanlah di Sungai Musi,’’ candanya. Sementara itu, Ketua Panitia PPN V Hj Thia Yufada menyampaikan, PPN ini merupakan event tahunan. Dan, tahun ini, Palembang ditetapkan menjadi tuan rumah.
Konsep kegiatan tahun ini ada hal berbeda. Artinya, jika selama ini dari penyair untuk penyair, tapi tahun ini dari penyair untuk penyair dan juga masyarakat, seperti kegiatan apresiasi. ’’Di sini, 200 penyair lima negara akan turun ke sekolah-sekolah SMP/SMA dan universitas dan juga ke Dewan Kesenian Palembang untuk memberikan workshop kesusasteraan. Mereka akan membaca puisi, diajarkan mengapresiasi puisi dan merangkai puisi,’’ jelasnya. ’’Semoga kegiatan apresiasi puisi ini dapat memupuk bibit-bibit penyair baru dari Sumsel,’’ harap dia. Ketua DKSS Zulkhair Ali menambahkan, kegiatan PPN V ini diikuti 200 penyair di Negara ASEAN yang berbahasa Melayu seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand dan Indonesia. Rangkaian kegiatan PPN V dilakukan selama tiga hari, yaitu 16-18 Juli. Pada 16 Juli dilakukan pembukaan dan peluncuran buku antologi puisi Akulah Musi dan beberapa kegiatan. Pada 17 Juli digelar seminar internasional dengan pembicara dari enam negara, dilanjutkan tarung penyair pada malam harinya di Kambang Iwak.
Konsep Tarung penyair ini adalah para penyair akan membaca puisi sepuasnya, menampilkan karya puisi dan membacakan dengan gaya masing-masing yang teknis penilaiannya diserahkan kepada penonton. ’’Pada hari ketiga yaitu Senin kita adakan apresiasi puisi ke 13 SMP dan SMA di Palembang. Ini untuk mempertemukan para penyair dari berbagai negara dengan para siswa dan mahasiswa,’’ katanya. Pertemuan Penyair Nusantara adalah sebuah even sastra yang diselenggarakan setiap tahun. Tahun 2011 ini merupakan pertemuan ke-5 yang diselenggarakan Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS), 17–20 Juli 2011 di Palembang. Sebagaimana tradisi pertemuan penyair nusantara sebelumnya, diisi oleh kegiatan baca puisi, peluncuran buku puisi, pameran buku sastra, wisata budaya, dan kegiatan seminar selalu tetap menjadi bagian yang terpenting dalam mata acara PPN. Seminar PPN V di Palembang ini akan melihat pertumbuhan serta perkembangan perpuisian terkini di masing-masing wilayah nusantara.
Perjalanan sastra, khususnya puisi di setiap negara dan bangsa tentunya memiliki problema sendiri-sendiri, yang bersentuhan dengan karya, media, penerbitan, kritik, dan lain-lain yang menyertainya. Keanekaragam persoalan itu menjadi sebuah perbincangan, bahkan perdebatan yang diharapkan menghasilkan jalan keluar yang positif bagi keberlanjutan kehidupan perpuisian di masingmasing wilayah. ’’Setidaknya, seminar yang menjadi rangkaian kegiatan PPN V ini diharapkan sebagai upaya membuka jalan guna membagikan dan mengapresiasikan ungkapan manusia dari keberagaman budaya, bangsa, etnis, dan ideologi. bangsa atau negara. Selain itu, diharapkan menjadi jembatan persaudaraan dan kebersamaan untuk mengenal lebih dekat tradisi serta sistem sastra setiap bangsa atau negara,’’ harap Noerdin. (ren)
Mantaf!
BalasHapus